Jakarta (ANTARA) – Perusahaan investasi miliki Pemerintah Singapura atau Government of Singapore Investment Corporation (GIC) resmi mengajukan gugatan terhadap kendaraan listrik asal China, Nio di pengadilan Amerika Serikat (AS).
CarnewsChina pada Kamis melaporkan, gugatan tersebut dikarenakan adanya kegiatan penipuan sekuritas. Dalam isi gugatan terdapat nama petinggi Nio yakni CEO, William Li, dan mantan CFO Feng Wei sebagai tergugat.
Sementara menurut sumber lain, yakni Xiake Auto, tuduhan utama kasus ini dilatarbelakangi oleh penggelembungan pendapatan dan laba perusahaan melalui perusahaan baterai mereka yakni “Nio Battery Asset Co. Ltd.” (selanjutnya disebut “Weineng”), yang didirikan bersama mitra seperti CATL.
GIC mengklaim Nio menggunakan Weineng untuk menggelembungkan pendapatan dan laba dengan mengakui pendapatan penjualan baterai secara prematur dan mengaburkan kendali sebenarnya atas entitas tersebut.
Baca juga: CATL bantah isu produksi massal baterai Solid-State 2.000 km di 2027
Gugatan GIC juga menuduh Nio mendirikan Weineng pada Agustus 2020 khusus untuk “mengoptimalkan” laporan keuangannya. Manuver ini memungkinkan Nio untuk segera mengakui pendapatan substansial sekaligus memindahkan biaya penyusutan baterai dari neracanya.
Efeknya langsung terasa, pendapatan Nio pada Q4 2020 meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dari 2,85 miliar yuan (399 juta dolar AS) menjadi 6,64 miliar yuan (930 juta dolar AS).
Saat ini, gugatan GIC terhadap Nio telah ditangguhkan sementara oleh pengadilan pada awal Oktober 2025, sambil menunggu hasil gugatan class action sebelumnya yang diajukan oleh investor AS.
Baca juga: Stellantis luncurkan baterai yang lebih ringan dan cepat isi daya
Baca juga: Perusahaan China kejar posisi terdepan di pasar otomotif global
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025