Jakarta (ANTARA) – Geely Holding Group bersama Geely Automobile Holdings resmi menandatangani perjanjian akhir dengan Renault Group untuk menjalin kemitraan strategis di Brazil.
Berdasarkan laporan CLS, dilansir Carnewschina, Senin, perusahaan otomotif Tiongkok itu kini memiliki 26,4 persen saham di Renault Brazil, sementara Renault Group tetap menjadi pemegang saham mayoritas dan tetap mengonsolidasikan kinerja Renault Brazil dalam laporan keuangannya.
Sebagai pemegang saham minoritas, Geely kini memiliki akses ke kapasitas produksi pabrik Renault di Brazil serta jaringan pemasaran dan distribusinya.
Produksi akan dilakukan di taman industri Ayrton Senna di wilayah selatan Brazil, yang akan memproduksi mobil dari merek Renault maupun Geely. Langkah ini diharapkan meningkatkan efisiensi dan daya saing pabrik tersebut.
Baca juga: Renault kembangkan mobil listrik baru gunakan platform Geely
Mobil listrik Geely EX5 kini sudah mulai dijual di pasar Brazil melalui jaringan diler Renault, lengkap dengan layanan purnajual dari Renault.
Kerja sama ini memungkinkan Renault, produsen kendaraan asal Prancis tersebut, memanfaatkan teknologi kendaraan energi baru (NEV) milik Geely untuk memperluas jajaran mobil beremisi rendah dan tanpa emisi di pasar Brazil.
Selain itu, Renault Brazil juga akan menjadi distributor resmi untuk model-model listrik Geely, membuka peluang baru di sektor penjualan, pembiayaan, dan layanan purnajual.
Geely dan Renault sebenarnya sudah memiliki rekam jejak kolaborasi global. Sebelumnya, kedua perusahaan telah berinvestasi bersama di Renault Korea dan membentuk perusahaan patungan Horse Powertrain yang berfokus pada pengembangan sistem penggerak (powertrain).
Baca juga: Geely akuisisi saham Renault sebesar 34 persen
Kemitraan di Brazil ini menjadi tahap lanjutan dari kerja sama strategis mereka, dengan fokus pada sinergi industri dan komersial lintas benua. CEO Renault Group, François Provost, menyebut kolaborasi ini sebagai “langkah penting dalam strategi internasional Renault”.
Ia juga menilai struktur kemitraan yang fleksibel dan efisien ini akan meningkatkan daya saing dan inovasi Renault di tengah pasar yang berubah cepat.
Sementara itu, Ketua Geely Holding Group, Li Shufu, mengatakan bahwa kemitraan ini adalah tonggak baru setelah proyek bersama Geely-Renault Korea dan integrasi global powertrain.
Baca juga: Renault investasi besar-besaran untuk delapan mobil baru
Ia menegaskan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk mengoptimalkan produk, biaya, dan layanan, sekaligus menjelajahi pasar dan peluang baru di berbagai wilayah.
Pada Oktober 2025, Geely melaporkan penjualan 307.133 unit mobil penumpang di pasar domestik, naik 35 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan menjadi rekor bulanan baru.
Secara kumulatif, total penjualan Geely selama 10 bulan pertama tahun 2025 mencapai 2,477 juta unit, naik 44 persen secara tahunan, dan sudah mencapai 83 persen dari target tahunan.
Baca juga: Ubah haluan bisnis, Renault jual saham unit Korsel ke Geely China
Untuk pasar luar negeri, penjualan Geely mencapai 41.568 unit pada bulan yang sama, meningkat 23 persen, dengan 33 persen di antaranya merupakan kendaraan energi baru (NEV).
Saat ini, Geely mengoperasikan lima pabrik di luar negeri serta memiliki 891 jaringan penjualan dan layanan di 81 negara, termasuk Indonesia. Model listrik berbasis platform Galaxy E5 juga telah dipasarkan di berbagai negara di dunia.
Baca juga: Geely China akan beli 34 persen saham di Renault Korea 207 juta dolar
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
							










