Berita

Cari celah hindari tarif tinggi UE, China perbanyak mobil hybrid

×

Cari celah hindari tarif tinggi UE, China perbanyak mobil hybrid

Share this article


Jakarta (ANTARA) – Sejumlah jenama otomotif China mulai mencari cara untuk menghindari pemberlakuan tarif tinggi Uni Eropa (UE) terhadap mobil listrik impor dari China, yakni dengan mendirikan fasilitas produksi lokal dan, serta meningkatkan fokus mereka pada mobil hybrid.

Mobil hybrid berada di zona yang relatif aman, karena hanya sebagian kecil yang dikenakan tarif UE, lapor Carscoops, Minggu. Ditambah dengan fakta bahwa mobil hybrid tetap populer di kalangan pembeli Eropa, maka tak mengherankan jika produsen mobil China meningkatkan impor mobil hybrid hingga pecahkan rekor penjualan. 

Laporan terbaru dari Dataforce menunjukkan bahwa BYD mendaftarkan 20.000 mobil plug-in hybrid (PHEV) di UE selama paruh pertama tahun ini, lebih dari tiga kali lipat jumlah PHEV yang diimpornya sepanjang 2024.

Selain itu, MG mengimpor lebih banyak PHEV selama Januari-Juni daripada sepanjang tahun 2024. Lynk & Co juga mengimpor lebih banyak PHEV ke Eropa dari pada sebelumnya. Peningkatan fokus pada kendaraan hybrid memberikan manfaat besar bagi perusahaan-perusahaan China.

Setiap mobil listrik (EV) yang dijual BYD di Jerman dikenakan bea dasar 10 persen dan kemudian bea tambahan 17 persen, sehingga tarif total mencapai 27 persen. Untuk model terlaris seperti BYD Atto 3, tarif-tarif ini menambah sekitar 10.000 euro (sekitar Rp191,5 juta) pada harga SUV listrik tersebut.

Sebagai perbandingan, mobil PHEV BYD Seal U hanya dikenakan bea masuk 10 persen, atau setara dengan 3.999 Euro (Rp76,5 juta), yang mana mobil tersebut harga awalnya 39.999 Euro (Rp766 juta).

Baca juga: China sebut penerapan tarif tinggi oleh EU adalah proteksionisme murni

Dampak ini bahkan lebih signifikan bagi SAIC, yang menjual model MG. Perusahaan ini harus menghadapi tarif UE tertinggi sebesar 45,3 persen untuk mobil listrik impornya.

Oleh karena itu, selama enam bulan pertama tahun ini, penjualan mobil listriknya di seluruh benua Eropa turun 60 persen, tetapi pendaftaran untuk model hybrid MG HS, MG ZS, dan MG 3 meningkat.

“Hanya masalah waktu sebelum produsen China mengubah strategi mereka setelah pengenalan tarif khusus untuk meningkatkan keuntungan mereka di Eropa,” kata Direktur Pusat Penelitian Otomotif Jerman, Beatrix Keim.

Diketahui bahwa Komisi Eropa menyadari celah yang dimanfaatkan oleh merek-merek China, namun tampaknya tidak terlalu khawatir. Sebaliknya, mereka tetap optimis dapat menyelesaikan masalah ini melalui negosiasi dengan produsen mobil China yang sedang berkembang pesat.

Baca juga: BYD luncurkan taman hiburan bagi para pecinta mobil

Baca juga: MG4 baru akan menjadi EV pertama dengan baterai semi-solid state

Pewarta:
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *