Jakarta (ANTARA) – Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengatakan bahwa kendaraan-kendaraan Toyota pabrikan 2010-2015 ke atas baik yang dipasarkan secara global maupun di Indonesia sudah mampu kompatibel dengan BBM E10.
“Kendaraan itu kan produk global, dan di beberapa negara mereka memang sudah isi etanol sehingga kendaraannya sudah disiapkan untuk itu. Toyota sendiri yang di atas tahun 2015 atau 2010 bisa E10, beberapa model bahkan bisa E20,” ujar Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam di Jakarta, Senin.
Hal itu disampaikan terkait pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan baru-baru ini mengungkap bahwa bahan bakar minyak (BBM) dengan campuran etanol 10 persen (E10) direncanakan diterapkan di Indonesia mulai tahun depan.
Kebijakan ini bagian dari langkah besar pemerintah mewujudkan kemandirian energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil.
Bob mengatakan, setiap kendaraan umumnya memiliki informasi mengenai jenis-jenis bahan bakar kompatibel yang tertulis di dalam buku manual saat pembelian kendaraan, termasuk kadar etanol yang dapat ditoleransi mesin.
Baca juga: Guru Besar UB: Kandungan etanol BBM E10 berdampak mesin lebih bagus
Secara teknologi, Bob mengungkap raksasa otomotif Jepang itu telah memiliki produk yang mampu menggunakan etanol hingga 100 persen (E100), melalui lini produk Flexy Fuel-nya.
Flexy fuel Toyota merupakan teknologi kendaraan yang dikembangkan Toyota yang dapat menggunakan campuran bahan bakar fosil (bensin) dengan biofuel seperti bioetanol atau biodiesel.
Teknologi ini dirancang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjadi solusi transisi menuju netralitas karbon di Indonesia, misalnya dengan inovasi pada mobil seperti Kijang Innova Zenix Hybrid Flexy Fuel.
“Kendaraan (Toyota) yang bisa pakai E100 juga ada, E85 juga ada, kalau yang sudah di pasaran Indonesia bisa E10. Dulu kami juga pernah diminta mendukung engine untuk pasaran Amerika Selatan, dan kita sudah buat sampai E100,” kata Bob.
Lebih lanjut, Bob mengungkap penerapan E10 merupakan langkah yang baik untuk membantu menekan emisi gas buang dan dapat membantu Indonesia mencapai misi nol emisi.
“Etanol emisinya lebih rendah walaupun kepadatan energinya memang lebih rendah juga, tapi bagus buat pembakaran,” tambahnya.
Baca juga: Zulhas sebut Mandatori E10 sejahterakan petani singkong
Baca juga: Pakar nilai E10 langkah strategis perkuat kemandirian energi nasional
Baca juga: Pakar: BBM E10 tingkatkan efisiensi mesin hingga 30 persen
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025